Bukittinggi


Kota Bukittinggi adalah salah satu kota di provinsi Sumatera BaratIndonesia. Kota ini sebelumnya disebut dengan Fort de Kock dan dahulunya pernah juga dijuluki sebagai Parisj van Sumatra selain kota Medan, dan kota Bukittinggi juga pernah menjadi ibukota negara Indonesia. Kota ini merupakan kota kelahiran salah seorang Proklamator RI yaitu Bung Hatta, disebut juga sebagai kota pusaka[4] dengan Jam Gadang, yaitu sebuah landmark di ketinggian jantung kota, berbentuk jam besar mirip Big Ben, sekaligus menjadi simbol bagi kota yang juga berada pada tepi sebuah lembah yang bernama Ngarai SianokSelain itu kota Bukittinggi juga terkenal sebagai kota wisata yang berhawa sejuk, dan bersaudara (sister city) dengan Seremban dari Negeri Sembilan di Malaysia.


NGARAI SIANOK

Ngarai Sianok adalah sebuah lembah curam (jurang) yang terletak di perbatasan kota Bukittinggi, dengan Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Lembah ini memanjang dan berkelok sebagai garis batas kota dari selatan ngarai Koto Gadang sampai di Ngarai Sianok Enam Suku, dan berakhir sampai Palupuh. Ngarai Sianok memiliki pemandangan yang indah dan menjadi salah satu objek wisata utama provinsi.
Jurang ini dalamnya sekitar 100 m membentang sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200 m dan merupakan bagian dari patahan yang memisahkan Pulau Sumatera menjadi dua bagian memanjang (Patahan Semangko). Patahan ini membentuk dinding yang curam, bahkan tegak lurus dan membentuk lembah yang hijau - hasil dari gerakan turun kulit bumi (sinklinal) - yang dialiri Batang Sianok (batang berarti sungai, dalam bahasa Minangkabau) yang airnya jernih. Di zaman kolonial Belanda, jurang ini disebut juga sebagai kerbau sanget, karena banyaknya kerbau liar yang hidup bebas di dasar ngarai.



Ngarai Sianok dilihat dari Panorama


Pemandangannya sangat indah. Hijau daun-daun pepohonan terbentang luas dan bertengger di perbukitan yang terjal. Pesona inilah yang disajikan di Ngarai Sianok, Bukittinggi, Sumatra Barat. Kedalamannya mencapai 100 meter yang membentang sepanjang 15 kilometer.
Ngarai sianok dilihat dari Panorama
Panjangnya sungai membelah Pulau Sumbar menjadi dua bagian. Bentuknya seperti patahan semangka. Ngarai Sianok terletak di perbatasan kota Bukittinggi, dengan Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumbar.
Batang Sianok kini bisa diarungi dengan menggunakan kano dan kayak yg disaranai oleh suatu organisasi olahraga air "Qurays". Rute yang ditempuh adalah dari Desa Lambah sampai Desa Sitingkai Batang Palupuh selama kira-kira 3,5 jam. Di tepiannya masih banyak dijumpai tumbuhan langka seperti rafflesia dan tumbuhan obat-obatan. Fauna yang dijumpai misalnya monyet ekor panjangsiamangsimpairusababi hutanmacan tutul, serta tapir.

LOBANG JEPANG

Wisata lain di Ngarai Sihanok yakni keberadaan Lubang Jepang. Letaknya sekitar 40 meter di bawah tanah. Lubang ini didirikan pada 1942-1945 oleh penduduk-penduduk setempat. Semuanya dikerjakan secara paksa oleh tentara Jepang.

Patung tentara Jepang di Panorama
 Di dalam lorong bawah tanah, terdapat 21 lorong kecil. Di antaranya ada lorong penyimpanan amunisi, dapur, penjara, ruang sidang, ruang penyiksaan, tempat pengintaian, tempat penyergapan, dan pintu pelarian. Sehingga maklum kiranya jika di dalam akan terasa panas, lembab, dan sesak. 


Pintu masuk Lobang Jepang



Di dalam lorong bawah tanah, terdapat 21 lorong kecil. Di antaranya ada lorong penyimpanan amunisi, dapur, penjara, ruang sidang, ruang penyiksaan, tempat pengintaian, tempat penyergapan, dan pintu pelarian. Sehingga maklum kiranya jika di dalam akan terasa panas, lembab, dan sesak. 

0 komentar:

Posting Komentar